RSS

Tag Archives: minggu

BANGKIT DARI KEGAGALAN

BANGKIT DARI KEGAGALAN

Oleh : Pdt. Lukas Suprayitno

 

“Sebab 7 kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.” (Amsal 24:16)

Syalom saudaraku terkasih, sebagai manusia yang memiliki keterbatasan kita pasti pernah mengalami sebuah kegagalan. Bahkan tokoh-tokoh di Alkitab pun, pernah mengalami sebuah kegagalan didalam kehidupannya. Musa gagal mentaati perintah Tuhan karena ia marah kepada bangsa Israel yang tegar tengkuk (Bil 20:2-12), Raja Daud gagal mempertahankan kekudusan dengan mengambil Batsyeba istri Uria menjadi istrinya (2 Sam 11:1-27), Petrus gagal mempertahankan imannya (Mat 69-75), dan masih banyak contoh lainnya. Sesungguhnya bukan kegagalanlah yang Tuhan harapkan terjadi atas setiap kita.Tetapi respon kita dalam menyikapi sebuah kegagalan. Tuhan tidak mau kita menyerah tetapi kita harus bangkit! Bagaimana bangkit dari sebuah kegagalan?

             1.      Merendahkan hati di hadapan Tuhan (2 Raja 22:19)

Kunci utama sebuah pemulihan adalah merendahkan hati di hadapan Tuhan. Musa, Daud, dan Petrus, ketika mengalami kegagalan karena kesalahan yang mereka lakukan, mereka segera menyadari kesalahan yang mereka lakukan.  Mereka mengambil respon yang tepat dengan tidak menyalahkan Tuhan atas kegagalan yang mereka alami. Tetapi mengaku dosa di hadapan Tuhan. Langkah awal untuk bangkit dari kegagalan adalah datang dan merendahkan hati, serta mengakui dosa dan kesalahan kita di hadapan Tuhan. Sering kali dalam menjalani kehidupan kita tidak menyadari jika kita berbuat suatu kesalahan. Dan Tuhan memakai kegagalan supaya kita menyadari kesalahan kita, serta belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih tangguh.  Ketika Daud menyadari kesalahan yang ia buat, Daud menyesal dan mengakui dosanya. Bahkan ia berpuasa untuk meminta pengampunan Tuhan (2 Sam 12:13-16). Konsekuensi dari kesalahan Daud tetap ada, tetapi karena ia merendahkan hati dan mengaku dosa, Daud tetap disebut sebagai ‘orang yang berkenan di hati Tuhan’.

             2.         Memperbaiki kesalahan (2 Taw 7:14)

Langkah kedua untuk bangkit dari kegagalan adalah berubah.  Mulailah memperbaiki karakter dan kebiasaan kita yang salah, yang menyebabkan kita gagal. Dengan berdoa dan membaca firman Tuhan, Tuhan akan menunjukkan dan mengajari kita mana yang baik dan mana yang salah. Mengubah sebuah kebiasan memang bukanlah hal yang mudah, tetapi jika kita mulai membangun sebuah kebiasaan yang baru, yang baik, dan seturut dengan firman Tuhan, maka pelan tapi pasti kehidupan kita pun akan mengalami perubahan. Sebagai contoh, jika selama ini kita suka bersungut-sungut dan marah-marah, mulailah membangun kebiasaan mengucap syukur dan bersabar. Jika selama ini kita kurang mengasihi orang lain, mulailah menabur kasih kepada orang lain. Jika selama ini ada karakter kita yang berpotensi untuk menyakiti dan merugikan orang lain, mari kita berubah. Kebiasaan baik yang kita bangun, akan membawa dampak yang baik bagi hidup kita dan orang-orang di sekitar kita, sehingga nama Tuhan dipermuliakan. Mintalah kekuatan Tuhan untuk berubah menjadi semakin lebih baik seperti yang dikehendakiNya.

             3.         Berjalan maju (Fil 3:13)

Hal terakhir setelah kita belajar memperbaiki kesalahan adalah jangan tergoda untuk kembali ke belakang dengan segala kebiasaan dan kesalahan kita yang lama. Berjalanlah maju ke depan. Percayalah bahwa di depan ada sesuatu yang baik dan indah yang sudah Tuhan sediakan bagi kita. Bersemangatlah untuk berjuang kembali bersama Tuhan. Pengampunan yang Tuhan berikan selalu disertai dengan sebuah pengharapan baru. Petrus tidak menjadi orang yang gagal di akhir hidupnya, tetapi ia justru menjadi rasul yang hebat dan membawa banyak orang mengalami kesembuhan dan keselamatan.

 

Tuhan Yesus memberkati.

 
Leave a comment

Posted by on February 3, 2013 in Renungan

 

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , ,

BERTUMBUH DALAM IMAN

BERTUMBUH DALAM IMAN

Oleh : Pdt. Lukas Suprayitno

“Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.“ (Matius 17:20)

Syalom saudaraku terkasih, kita diselamatkan oleh iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus. Tetapi keselamatan itu tidak berhenti pada saat kita menerima Dia dalam hidup kita. Iman kita harus bertumbuh. Tuhan Yesus mengumpamakan iman kita seperti biji sesawi. Biji sesawi adalah biji yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, dia menjadi pohon yang besar (Mat 13:31-32). Iman kita harus selalu dipelihara sehingga mengalami pertumbuhan, dan kita dapat mengalami kuasa Tuhan dan melihat kemuliaanNya lebih dan lebih lagi dari hari ke hari.

Bagaimana caranya agar iman kita dapat bertumbuh?

1. Berakar dalam Kristus (Kol 2:6-7)

“Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita… hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia…”. Saudara, biji yang jatuh ke tanah, pertama kali akan mengeluarkan akar, dan akar tersebut akan menembus jauh ke dalam tanah. Akar tersebut akan menyerap air dan mineral tanah untuk menjadi makanan sehingga biji tersebut bertumbuh menjadi sebuah tumbuhan. Dan dengan akar tersebut, tumbuhan akan menjadi kuat tertanam, sehingga tidak rubuh apabila diterpa oleh angin. Begitu pula dengan iman kita. Tanpa berakar di dalam Tuhan Yesus, kita tidak akan mengalami pertumbuhan iman. Supaya kita dapat berakar dan tertanam kuat di dalam Tuhan, kita harus mengisi hati dan hidup kita dengan firman Tuhan. Membaca firman Tuhan secara pribadi dan mendengarkannya melalui kotbah hamba-hamba Tuhan. Antusiaslah dalam mengenal firman Tuhan. Jangan hanya cukup menjadi Kristen biasa dan beribadah biasa-biasa. Tetapi baca dan dengarkanlah firman Tuhan dengan antusias, karena itu modal yang sangat penting bagi kita untuk mengalami kemenangan.

2. Bertumbuh dalam karakter (1 Kor 13:11)

“Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.” Susu adalah untuk anak-anak, tetapi makanan keras untuk orang-orang dewasa. Untuk mengalami pertumbuhan iman, kita harus semakin dewasa dalam karakter. Harus mau menerima makanan keras atau proses-proses yang naik tingkat. Tidak lagi menyimpan rasa iri hati dan sakit hati, serta menghindari perselisihan. Dewasa berarti kita berani mengandalkan Tuhan dan berharap kepada Tuhan. Serta berani menjadi berkat bagi sesama.

3. Berbuah (Yoh 15:8)

“Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-KU” . Pohon yang bertumbuh pasti akan menghasilkan buah. Karena itu, supaya iman kita mengalami pertumbuhan, kita harus menghasilkan buah-buah roh di dalam hidup kita ( kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri- Gal 5:22-23 ).
Saudara, Karena imanlah, Abraham dan Sara mempunyai anak di usia tuanya, karena iman tembok Yeriko runtuh setelah dikelilingi 7 hari lamanya, karena iman Henokh mengalami pengangkatan, karena iman Musa membelah laut teberau. Karena iman, hal-hal yang mustahil menjadi tidak mustahil. Karena itu bertumbuhlah dalam iman melalui 3 poin di atas, supaya kita dapat mengalami dan melihat kuasaNya semakin nyata, dan kita menjadi kuat di dalam Dia.

Tuhan Yesus memberkati

 
Leave a comment

Posted by on February 3, 2013 in Renungan

 

Tags: , , , , , , , , , , , , , , ,

Jadwal 4 Februari 2013 – 10 Februari 2013

IBADAH MINGGU 10 Febuari 2013
Ibadah 1 : 07.00 WIB
Ibadah 2 : 09.30 WIB
Ibadah 3 : 17.00 WIB

Pembicara : Pdt. Yohanes Irawan

IBADAH DOA MALAM Rabu 06 Februari 2013
Pukul : 19.00 WIB

Pembicara : Pdt. Timothy Parengkuan

IBADAH DOA PUASA & PEMULIHAN Jumat 08 Febuari 2013
Pukul : 11.00 WIB

Pembicara : Pdt. Goktondi (Disertai buka puasa bersama)

IBADAH YOUTH Sabtu 09 Febuari 2013
Pukul : 16.00 WIB
Pembicara : Kak Alex Tampubolon, S.Th.M.Psi

(Teacher Cita Hati School)
 
Leave a comment

Posted by on February 3, 2013 in Jadwal Kebaktian

 

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

HIDUP DALAM PENGUCAPAN SYUKUR

Renungan Firman Tuhan

HIDUP DALAM PENGUCAPAN SYUKUR

Oleh : Pdt. Lukas Suprayitno

“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah dalam Kristus Yesus bagi kamu. (1 Tesalonika 5:18)”

Syalom saudaraku yang dikasihi Tuhan, salah satu kehendak Tuhan untuk kita lakukan sebagai orang Kristen adalah mengucap syukur. Hidup dalam ucapan syukur akan membuat kita berbahagia, puas dan dapat menikmati kasih serta kebaikan Tuhan di dalam kehidupan kita. Keadaan dan situasi yang terjadi di dalam keluarga, lingkungan kerja, dan sekitar kita dapat menjadi alasan untuk kita mengeluh dan bersungut-sungut, sehingga kita kehilangan damai sejahtera dan sukacita. Oleh karena itu, saya rindu kita belajar dari kehidupan salah satu tokoh di dalam Alkitab yaitu Ruth.

Ruth adalah wanita yang mempunyai keteguhan hati dan penuh ucapan syukur dalam menerima setiap situasi yang terjadi. Ruth mengenal Tuhan melalui mertuanya. Dan setelah suaminya meninggal, Ruth memutuskan untuk tidak kembali ke bangsanya yang tidak mengenal Allah, tetapi tetap hidup bersama mertuanya (Ruth 1:16). Tanpa seorang suami dan hidup bersama mertua yang tidak mempunyai apa-apa, tentu tidak mudah. Tetapi firman Tuhan mencatat bahwa Ruth mampu melewati proses yang terjadi dan mengalamin pengenapan janji Tuhan sehingga hidupnya dipulihkan dan diangkat Tuhan. Seringkali banyak orang Kristen gagal untuk hidup dalam ucapan syukur sehingga tidak mengalami pemulihan dan penggenapan janji Tuhan dalam kehidupannya.

Bagaimana Ruth dapat hidup dalam ucapan syukur di tengah kondisi yang sulit?
1. Ruth merendahkan hati (Ruth 2:17)
Untuk mencukupi kebutuhannya dan mertuanya, Ruth tidak malu untuk memungut sisa jelai gandum. Dalam 1 hari, ia mampu mengumpulkan satu efa gandum, yang setara dengan pasokan untuk makan 10 hari (Ruth 2:17). Tentu saja, jumlah ini merupakan berkat luar biasa baginya, sehingga Ruth mengucapkan syukur untuk berkat tersebut. Berkat yang Ruth terima berasal dari kerendahan hati yang dimilikinya.
Saudaraku, firman Tuhan dalam Amsal 22:4 mengatakan bahwa ganjaran kerendahan hati dan takut akan Tuhan adalah kekayaan, kehormatan, dan kehidupan. Seperti air mengalir dari tempat tinggi menuju ke tempat yang rendah, begitu pula berkat Tuhan. Dalam situasi dan keadaan apapun, milikilah kerendahan hati. Saat sedang mengalami proses Tuhan, saat sedang direndahkan, saat berada dalam situasi yang tidak baik, Tuhan mengajari kita untuk merendahkan hati. Sebab Tuhan menentang orang yang congkak dan mengasihani orang yang rendah hati (Yak 4:6).
Saat kehidupan kita sudah diberkati, janganlah kita menjadi orang yang lupa diri. Tetapi ingatlah bahwa semua yang kita miliki berasal dari Tuhan. Rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, maka Ia akan meninggikanmu pada waktuya (1 Pet 5:6).

2. Ruth bergantung kepada Tuhan (Ruth 3:15)
Ketika Ruth mencari berkat dengan kekuatan sendiri, ia memperoleh hanya satu efa (untuk makan 10 hari). Tapi ketika dia mendengar nasehat mertuanya untuk beristirahat di dekat kaki Boas, ia menerima enam kali lipat (untuk makan 60 hari). Duduk dekat kaki Boas adalah gambaran hati yang berharap dan mendekat kepada Tuhan, sehingga berkat akan dilipatgandakan. Allah tidak ingin dalam perjalanan hidup ini kita bergantung kepada hasil “keringat” atau kekuatan diri atau usaha sendiri, tetapi bergantung kepada Dia. Supaya kita dapat menerima berkatNya berlipat kali ganda.

Marilah kita hidup dalam pengucapan syukur, dengan memiliki kerendahan hati dan rasa bergantung penuh kepada Tuhan, seperti Ruth. Jauhkan sungut-sungut dan keluh kesah dari mulut kita. Firman Tuhan itu pasti, ya dan amin. Orang yang percaya pada firman Tuhan, dia pasti akan mengalami next level, dan firman itu akan tergenapi dalam kehidupannya.

Tuhan Yesus memberkati.

 
Leave a comment

Posted by on January 20, 2013 in Renungan

 

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , ,